Blooming plankton adalah plankton yang
tumbuh dengan pesat dan jumlahnya sangat banyak per mililiter air. Jika dilihat
dari warna, biasanya air yang berwarna pekat misalnya hijau pekat, coklat
pekat, hijau biru pekat dan lain sebagainya. Transparansi tidak lebih dari 30
cm, bahkan bisa mencapai 5 cm. Karena pekatnya plankton, koloni partikel
plankton bisa terlihat jelas.
Plankton bisa terjadi “blooming” karena
plankton mendapat cukup zat hara yang dibutuhkannya, layaknya seperti tumbuhan
lainnya, jika mendapatkan unsur-unsur hara akan tumbuh dengan subur. Adapun zat
hara itu berupa nitrat dan posphat. Unsur hara tersebut berasal dari bahan
organik dan pupuk anorganik yang masuk ke tambak udang. Misalnya pupuk urea,
pupuk SP36, pupuk KNO3, fermentasi, pakan dan lain-lain. Kalau pupuk anorganik
dan fermentasi mungkin masih bisa kita hentikan dalam budidaya dengan melihat
perkembangan plankton. Pada pakan udang yang kita berikan mengandung protein.
Pakan yang termakan, sebagian akan keluar bersama kotoran dan masih mengandung
unsur protein. Selain itu sisa pakan yang tidak termakan udang juga akan
menjadi sumber nitrat dalam tambak. Pakan Udang juga mengandung pospat. Jika
banyak pakan yang tidak termakan oleh udang (sisa pakan) maka akan meningkat
pula kandungan pospat dalam air tambak.
Penyebab
keberadaan blooming algae secara umum sebenarnya dapat diklasifikasikan dalam 2
kelompok, antara lain :
1. Organisme
fitoplankton yang dapat mengeluarkan zat racun spesifik sehingga mengakibatkan
kematian ikan, meskipun densitas fitoplanktonnya rendah (kelompok
deskriminatif).
2.
Organisme
yang tidak mengeluarkan zat beracun, namun karena jumlahnya (densitas) yang
sangat tinggi telah mengakibatkan terjadinya dampak negatif dan merusak,
seperti penurunan kandungan oksigen terlarut karena proses pembusukan,
penyumbatan insang oleh sel-sel fitoplankton dan pengeluaran gas/uap yang
mematikan (aerosol, kelompok non diskriminatif). Masing-masing dari kelompok
ini dapat mengakibatkan kematian ikan secara massal. Penyebab terjadinya proses
blooming algae masih belum diketahui dengan pasti, namun merupakan kombinasi
mekanisme biologi, fisika dan kimia yang terjadi di laut. Sekalipun blooming
algae sering dikaitkan dengan proses eutrofikasi.
Berlimpahnya algae di permukaan laut juga telah mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen pada kolom air di bawahnya, akibatnya mahluk hidup lain seperti ikan-ikan kecil akan mati lemas kekurangan oksigen. Selain itu, jika jenis algae ini beracun, maka ikan-ikan besar yang memakan algae ini juga ikut teracuni, biasanya akan mengalami lumpuh dan bahkan mati beberapa saat kemudian. Berlimpahnya algae ini juga mengakibatkan keracunan mahluk hidup lainnya seperti kerang-kerangan yang hidup di dasar laut. Kerang yang teracuni algae ini sangat beracun jika dikonsumsi manusia karena mempunyai akumulasi kandungan racun yang lebih tinggi dibandingkan jenis ikan. Hal lain yang merupakan ciri booming algae adalah kelaziman terjadinya di kawasan pantai, sangat jarang terjadi di laut lepas karena umumnya kista-kista algae ini hidup dalam bentuk Alexandrium istirahat tertimbun sedimen lumpuran sampai tahunan di perairan dangkal.
Berlimpahnya algae di permukaan laut juga telah mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen pada kolom air di bawahnya, akibatnya mahluk hidup lain seperti ikan-ikan kecil akan mati lemas kekurangan oksigen. Selain itu, jika jenis algae ini beracun, maka ikan-ikan besar yang memakan algae ini juga ikut teracuni, biasanya akan mengalami lumpuh dan bahkan mati beberapa saat kemudian. Berlimpahnya algae ini juga mengakibatkan keracunan mahluk hidup lainnya seperti kerang-kerangan yang hidup di dasar laut. Kerang yang teracuni algae ini sangat beracun jika dikonsumsi manusia karena mempunyai akumulasi kandungan racun yang lebih tinggi dibandingkan jenis ikan. Hal lain yang merupakan ciri booming algae adalah kelaziman terjadinya di kawasan pantai, sangat jarang terjadi di laut lepas karena umumnya kista-kista algae ini hidup dalam bentuk Alexandrium istirahat tertimbun sedimen lumpuran sampai tahunan di perairan dangkal.
3.
Upwelling
Upwelling
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ledakan alga, dapat didefinisikan
sebagai peristiwa menaiknya massa air laut dari lapisan bawah ke permukaan
(dari kedalaman 150 – 250 meter) karena proses fisik perairan. Proses upwelling
terjadi karena kekosongan massa air pada lapisan permukaan, akibat terbawa ke
tempat lain oleh arus. Upwelling dapat terjadi di daerah pantai dan di
laut lepas. Di daerah pantai, upweling dapat terjadi jika massa air
lapisan permukaan mengalir meninggalkan pantai. Untuk laut lepas, proses upwelling
dapat terjadi karena adanya pola arus permukaan yang menyebar (divergence),
sehingga massa air dari lapisan bawah permukaan akan mengalir ke atas mengisi
kekosongan yang terjadi karena menyebarnya arus. Adanya proses ini ditandai
dengan turunya suhu permukaan laut yang cukup mencolok (sekitar 2oCuntuk
daerah tropis, dan > 2oC untuk daerah sub tropis).
Upwelling dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1) Jenis tetap (stationary type), yang
terjadi sepanjang tahun meskipun intensitasnya dapat berubah ubah. Di sini akan
berlangsung gerakan naiknya massa air dari lapisan bawah secara mantap dan
setelah mencapai permukaan, massa air bergerak secara horizontal ke luar,
seperti yang terjadi di lepas pantai Peru.
2) Jenis
berkala (periodic type) yang terjadi hanya selama satu musim saja. Selama air
naik, massa air lapisan permukaan meninggalkan lokasi air naik, dan massa air
yang lebih berat dari lapisan bawah bergerak ke atas mencapai permukaan.
3) Jenis
silih berganti (alternating type) yang terjadi secara bergantian dengan penenggelaman
massa air (sinking). Dalam satu musim, air ringan di lapisan permukaan bergerak
ke luar dari lokasi terjadinya air naik dan air lebih berat di lapisan bawah
bergerak ke atas yang kemudian tenggelam.
Di Indonesia, arus upwelling yang terjadi
hanya jenis berkala dan jenis silih berganti dan hanya ada di perairan tertentu
dan hanya pada musim timur. Daerah tempat upwelling seperti di Laut Banda
sebelah selatan Pulau Jawa sampai Lombok utara, Pulau Halmahera, Laut Cina
Selatan, Laut Maluku dan Selat Makasar.
Selain
melandainya suhu permukaan, keberadaan upwelling juga ditandai oleh naiknya
unsur hara atau nutrien pada lokasi tersebut, karena massa air bawah permukaan
pada umumnya lebih kaya zat hara dibanding dengan lapisan permukaannya.
Nutrien, khususnya pospat dan silikat di zona fotik sangat berpengaruh terhadap
produktivitas fitoplankton, dan oleh karena itu pada lokasi upwelling akan
ditemui fitoplankton dalam jumlah yang besar.
Fenomena
peningkatan populasi fitoplankton semata-mata adalah fenomena alami, dan tidak
selalu menimbulkan efek yang berbahaya. Namun, bila yang terjadi adalah
peningkatan populasi fitoplankton berbahaya, maka perlu diantisipasi
kemungkinan terjadinya salah satu kombinasi dari keempat hal tersebut.
Keberadaan HABs secara umum sebenarnya dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok
penyebab, antara lain :
(1). Organisme
fitoplankton yang dapat mengeluarkan zat racun spesifik sehingga mengakibatkan
kematian ikan, meskipun densitas fitoplanktonnya rendah (kelompok deskriminatif).
(2). Organisme
yang tidak mengeluarkan zat beracun, namun karena jumlahnya (densitas) yang
sangat tinggi telah mengakibatkan terjadinya dampak negatif dan merusak,
seperti penurunan kandungan oksigen terlarut karena proses pembusukan,
penyumbatan insang oleh selsel fitoplankton dan pengeluaran gas/uap yang
mematikan (aerosol, kelompok nondiskriminatif).
Masing-masing dari kelompok ini dapat mengakibatkan
kematian ikan secara masal. Penyebab terjadinya proses HABs masih belum
diketahui dengan pasti, namun merupakan kombinasi mekanisme biologi, fisika dan
kimia yang terjadi di laut. Sekalipun HABs sering dikaitkan dengan proses
eutrofikasi, namun tidak jarang HABs terjadi juga di daerah yang tidak
berpenduduk. Selain aspek eutrofikasi, ada juga kemungkinan masuknya nutrien
dari sungai, air, hujan, atau terbawa arus termasuk di dalamnya arus yang naik
ke permukaan yang disebut juga dengan proses upwelling.
Thnks
BalasHapusTankz
BalasHapus