Ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus) telah
banyak dikenal orang sebagai ikan peliharaan yang baik, mudah dipelihara dalam
kolam dan genangan air biasa. Ikan lele dumbo juga merupakan salah satu jenis
ikan yang memiliki daging yang lezat, mudah dicerna dan bergizi. Selain itu
lele dumbo dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup
tinggi ((Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar, 2007).
Proses pemijahan dimulai dari peletakkan kakaban ke dalam bak yang
telah diisi air setinggi 20 cm, sampai semua telur terendam di dalam air.
Tujuannya adalah agar semua telur dapat menetas. Cara meletakkan kakaban adalah
pada keempat ujung kakaban diikatkan pada batu, sehingga jarak antara kakaban
dan dasar bak adalah 5 cm. Tujuannya adalah agar telur yang berada di bagian bawah
kakaban tidak tertindih dan pecah.
Telur yang dihasilkan induk seberat 1,2 kg dan induk
jantan seberat 1 kg tersebut berjumlah 23.650 butir. Setelah 24 jam, telur lele
dumbo menetas menjadi larva. Setelah semua telur telah menetas, maka kakaban
segera diangkat. Jumlah larva yang menetas adalah sekitar 17.123. ekor. Maka dapat dihitung Hatching
Rate (HR) adalah 72,4%.
Larva
tidak diberi makan selama tiga hari pertama. Pada hari 4-25, larva diberi makan berupa cacing tubifex (cacing
sutera) dengan dosis secukupnya.
Grading mulai
dilakukan 30 hari setelah telur menetas, kemudian dilanjutkan sekali dalam dua
minggu. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan ukuran sehingga
menghindari kanibalisme antar benih lele dumbo.
Sebelum digunakan sebagai tempat pendederan,
persiapan bak yang dilakukan adalah pembersihan dinding dan dasar bak,
pengeringan, dan pengisian air. Setelah larva berumur 25 hari, yakni berukuran
1-3 cm, maka benih dipindah ke kolam pendederan 1. Pakan yang diberikan adalah
berupa tepung udang. Benih dipindah ke kolam pendederan 2 setelah berukuran 3-5
cm, yakni berumur 35 hari. Benih tersebut diberi makan berupa campuran tepung
udang dan pakan berupa crumble. Benih mulai dipelihara di bak
pendederan 3 ketika berukuran 5-7 cm. Pakan yang diberikan berupa pellet apung,
dengan merk FF-999-1.
Air pada bak penetasan telur
yang sekaligus digunakan sebagai tempat pemeliharaan larva, tidak pernah
diganti dan disipon. Hal ini tidak sesuai dengan Khairuman dan Amri (2002a), bahwa kolam atau
tempat penetasan telur yang sekaligus dijadikan sebagai tempat pemeliharaan
larva dilakukan penggantian atau penambahan air harus setiap 2 hari sekali atau
tergantung dari kebutuhan dengan melihat kualitas air yang ada di dalam kolam
penetasan. Parameter kualitas air pada air media pemeliharaan larva adalah
suhu =24- 27°C.
Benih lele terserang penyakit dengan gejala klinis ikan yang diserang
sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; terdapat bintik-bintik
berwarna putih pada kulit, sirip dan insang, ikan sering menggosok-gosokkan
tubuh pada dasar atau dinding kolam. Sehubungan dengan dilarangnya penggunaan antibiotik, maka benih lele yang
terserang penyakit tersebut langsung dibuang, ini bertujuan agar penyakit
tersebut tidak menular kepada benih lele yang lain.
Benih lele dumbo dipanen pada pagi hari atau
tergantung pada permintaan konsumen. Pengangkutan
dan pengepakan benih dapat dilakukan secara tertutup dengan kantong plastik yang kuat jenis polly etilen
yang diisi air bersih dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit.
Kunjungan siang gan...artikelnya terlalu singkat.lum bisa dipahami,oh ngomong agan udah melakukan budidaya lele
BalasHapus